Sekelompok hacker dikabarkan berhasil menggasak uang sebesar
US$ 1 miliar dari berbagai bank dan lembaga keuangan di dunia.
Diperkirakan setidaknya kelompok hacker itu melakukan pembobolan ke 100 akun bank dari 30 negara di seluruh dunia.
Pembobolan yang dilakukan kelompok hacker bernama
Carbanak ini diketahui memakan waktu sekitar dua tahun. Kaspersky Lab
mengungkap beberapa skenario yang dilakukan Carbanak saat melakukan
upaya pembobolan hingga berhasil meraup US$ 1 miliar.
Sergey
Golovanov, Principal Security Researcher di Kaspersky Lab Global
Research and Analysis Team mengatakan. perampokan bank di dunia maya ini
sangat mengejutkan. Ia menilai tidak ada bedanya perangkat lunak antara
yang digunakan para penjahat dengan bank sendiri.
"Para penjahat
bahkan tidak perlu untuk meretas ke layanan bank, setelah mereka masuk
ke jaringan, mereka belajar bagaimana untuk menyembunyikan rencana jahat
mereka di balik tindakan yang sah. Hal tersebut adalah perampokan cyber yang sangat licin dan profesional," kata Golovani
+Pertama, mereka akan menarik uang tunai hasil pembobolan bank yang dilakukan Carbanak menggunakan sistem online banking maupun e-payment internasional. Carbanak melakukan pengiriman uang dari rekening bank ke rekening mereka sendiri.
Diperkirakan
uang yang dicuri disimpan ke bank-bank yang berlokasi di negara
Tiongkok atau Amerika. Namun, para ahli mengungkapkan ada kemungkinan
bank-bank di negara lain juga digunakan sebagai bank penerima
Kedua, pada kasus lain peretas menggunakan pemilik rekening bank
sebagai tameng dan mengoyak jantung sistem akuntansi. Mereka
menggembungkan saldo rekening sebelum mengantongi dana tambahan melalui
transaksi penipuan.
+Kedua
Mereka bahkan membuat nasabah yang
dimanfaatkan tak menyadari bahwa mereka telah dimanfaatkan untuk
melakukan perampokan oleh peretas.
Misalnya, apabila akun bank
memiliki uang sebesar US$ 1.000, maka para penjahat ini mengubah
nilainya menjadi US$ 10.000 dan mengirim US$ 9.000 ke rekening mereka.
Pemegang rekening tidak menduga ada masalah karena jumlahnya masih tidak
berubah, yakni US$1.000
+Ketiga, cara ini mungkin sedikit lebih tradisional dibandingkan skema peretasan lainnya. Para penjahat cyber menguasai ATM bank dan memerintahkan mereka untuk mengeluarkan uang tunai pada waktu yang telah ditentukan.
Ketika
pembayaran jatuh tempo, salah satu anak buah geng kriminal ini menunggu
di samping mesin untuk mengumpulkan pembayaran yang bisa dibilang
diberikan secara 'sukarela' tersebut.
Post a Comment