Samsung bersama Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan
perguruan tinggi terkemuka lain, sedang merancang jenis baterai baru
yang di samping tahan lama juga tidak mudah rusak. Bahkan ada potensi
baterai itu bisa bertahan hampir selamanya.
Hal itu dimungkinkan dengan dikembangkannya material baru sebagai komponen dasar baterai. Material yang disebut electrolyte solid itu bukan hanya meningkatkan ketahanan baterai, tapi juga melonjakkan kapasitas storage dan lebih aman.
Electrolyte dalam bentuk cair adalah penyebab utama baterai meledak. Umumnya baterai lithium saat ini, yang dipakai di perangkat seperti smartphone, memakai electrolyte cair. Dalam beberapa kasus, electrolyte cair menyebabkan smartphone terbakar atau meledak. Nah, dengan electrolyte padat, dikatakan tidak ada lagi risiko tersebut.
"Anda bisa melemparkannya ke tembok atau memakunya, tidak ada yang akan terbakar di dalamnya," ucap Gerbrand Ceder, profesor MIT
Di sisi lain, baterai dengan electrolyte cair yang ada saat ini biasanya akan rusak seiring waktu berjalan dan karena terus menerus diisi ulang. Tapi electrolyte padat tidak akan mengalami kerusakan itu sehingga ada potensi baterai bisa bertahan hampir selamanya.
MIT mengembangkan baterai tersebut bersama Samsung Advanced Institute of Technology, University of California at San Diego dan University of Maryland. Baterai jenis baru ini dikatakan sebagai terobosan revolusioner karena dapat memperbaiki semua kelemahan baterai lithium ion yang ada sekarang.
Sayang, tak dijelaskan kapan baterai jenis itu benar-benar diterapkan di produk smartphone massal. Mungkin masih butuh waktu cukup lama mengingat masih dalam tahap awal pengembangan.
Hal itu dimungkinkan dengan dikembangkannya material baru sebagai komponen dasar baterai. Material yang disebut electrolyte solid itu bukan hanya meningkatkan ketahanan baterai, tapi juga melonjakkan kapasitas storage dan lebih aman.
Electrolyte dalam bentuk cair adalah penyebab utama baterai meledak. Umumnya baterai lithium saat ini, yang dipakai di perangkat seperti smartphone, memakai electrolyte cair. Dalam beberapa kasus, electrolyte cair menyebabkan smartphone terbakar atau meledak. Nah, dengan electrolyte padat, dikatakan tidak ada lagi risiko tersebut.
"Anda bisa melemparkannya ke tembok atau memakunya, tidak ada yang akan terbakar di dalamnya," ucap Gerbrand Ceder, profesor MIT
Di sisi lain, baterai dengan electrolyte cair yang ada saat ini biasanya akan rusak seiring waktu berjalan dan karena terus menerus diisi ulang. Tapi electrolyte padat tidak akan mengalami kerusakan itu sehingga ada potensi baterai bisa bertahan hampir selamanya.
MIT mengembangkan baterai tersebut bersama Samsung Advanced Institute of Technology, University of California at San Diego dan University of Maryland. Baterai jenis baru ini dikatakan sebagai terobosan revolusioner karena dapat memperbaiki semua kelemahan baterai lithium ion yang ada sekarang.
Sayang, tak dijelaskan kapan baterai jenis itu benar-benar diterapkan di produk smartphone massal. Mungkin masih butuh waktu cukup lama mengingat masih dalam tahap awal pengembangan.
Post a Comment